Tahapan proses pembelajaran (4 stages of learning).

October 28, 2019 by 2 Comments

oleh: Tonda Priyanto

Tentu masih ingat, jendela jauhari, dimana salah satu kuadran adalah kita tidak tahu tentang kita tapi orang lain tahu (blindspot), dan ada juga kita tidak tahu tentang kita, tapi orang lain juga tidak tahu. Dalam keseharian, kadang kita sering mendengar orang tahu sedikit tapi promosinya luar biasa; atau istilah tong kosong berbunyi nyaring. 

Setelah belajar tentang learning, suatu saat, saya bertanya kepada gurunya coach, kenapa saya pernah dikomentari orang bahwa anda hebat dan menguasai, sedangkan saya merasa biasa saja dan otomatis saja. Jawaban dari guru coach adalah karena sy sudah ditahap unconcious competence artinya saya tidak sadar bahwa saya sudah menguasai. Kemudian, dipicu dengan komentar coach ini, saya belajar tentang proses learning yang sebenarnya sederhana, Cuma proses pemahaman dan penerapannya perlu menjiwai. 

Proses ini disebut 4 tahap proses pembelajaran (4 stages of learning). Saya melihat bahwa pengetahuan ini akan sangat berguna bagi kita sebagai pribadi maupun sebagai pengelola training, traniner, coach, mentor, guru). 4 tahapan ini juga dikenal matriks kesadaran kompetensi (concious competence matrix) atau matrik learning. 

Dalam suatu proses pembelajaran; sebagai diri sendiri kadang kita belajar sesuatu tapi tidak terpikir untuk apa, seberapa jauh kita butuh ilmu tersebut karena kita dipaksa oleh perusahaan atau syarat untuk bekerja. Pada saat kita merasa kita tidak tahu untuk apa dan apa yang dipelajari, maka kita dapat patah semangat dan mundur dari proses pembelajaran. Setelah belajar 4 tahapan pembelajaran, ternyata proses ini adalah wajar alamiah sekali, dan bila mengetahui proses emosional pembelajaran, maka kita akan dapat mempertahankan semangat belajar baik untuk sendiri maupun orang lain. 

4 Tahapan pembelajaran tsb adalah sbb:

4 tahap pembelajaran
  1. Tidak sadar dan tidak kompeten (biasanya cuek). Secara individu tidak sadar bahwa tidak mempunya pemahaman bagaimana melakukan sesuatu atau tidak menyadari ketidak mampuannya. Mereka mungkin belum menerima kebutuhan dan kegunakaan keahlian tsb, kalau sudah membutuhkan akan tetapi belum mengetahui/menyadari ketidakmampuannya. Lamanya seseorang di proses ini tergantung pada stimulus atau keinginan atau kepepetnya untuk belajar. 
  2. Sadar tidak kompeten (awareness – sadar). Pada tahapan ini, orang mulai sadar bahwa yang bersangkutan tidak mampu atau kompeten dan juga paham faedah keahlian yang baru akan tetapi belum ahli. Pada tahapan ini, maka keinginan belajar dan keingintahuan akan sangat tinggi; berani bertanya dan berani mencoba. Dalam prosesnya ada kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan yang akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan pada proses proses pembelajaran.
  3. Sadar bahwa mampu (proses belajar). Seseorang paham atau mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, akan tetapi dalam melaksanakan keahliannya masih memerlukan konsentrasi/fokus. 
  4. Tidak sadar bahwa yang mampu (ahli). Karena sudah saking seringnya menerapkan keahliannya tsb, menjadi kebiasaan dan mungkin sudah menjadi muscle memory sehingga dalam menjalankan keahliannya dengan mudah dan seperti tidak berpikir serta otomatis. Dalam tahapan ini, maka seseorang dalam melaksanakan keahliannya ini paralel dengan melakukan pekerjaan lainnya dan kemudian yang bersangkitan dapat berbagi keahlian dan skill serta pengalamannya ke orang lain, 

Ada pertanyaan atau komentar?

2 Replies to “Tahapan proses pembelajaran (4 stages of learning).”

  1. Dinoor says:

    Pak Tonda, penjelasan yg menarik. Namun apakah panah2 ke kanan tersebut harus dilalui? Untuk tahap 3 biasa orang memahami gap yg dimiliki dan akan langsung belajar tanpa lewat kotak keempat. CMIMW
    Terima kasih

    1. tonda says:

      terima kasih mas Dinoor, kaget juga anda mampir disini… sy jadi tersanjung. sepemahaman saya, anak panah tsb akan dilalui hanya kita tidak merasakan maka seperti loncat. betul bahwa begitu sadar, maka langsung belajar. dan karena sudah saking seringnya dipraktekan maka menjadi seperti feeling. sebeneranya ini karena sudah termemori dan biasa dan ahli – shg tidak perlu mikir lagi. contoh yg sederhana, kita nyopir mobil, kalau kita pakai mobil sendiri – kita ini seperti sdh tahu panjang bember atau mobil dan tidak mikir langsung belok atau parkir. kalau kita pakai mobil baru dg model dan ukuran beda, maka kita pasti akan hati-hati.

      terkait dg urutan; sy jadi ingat ttg bloom taxonomy http://selfmotivator.web.id/2017/apa-itu-bloom-taxonomi.html) dimana dua tahapan pertama adalah remembering kmd understanding dan apply. maka saat sy sekolah; sy hrs belajar fiber optic dg rumusnya dan krn tugasnya disain kabel optik, maka saya baca buku 3 buah… dan tidak ngerti krn sudah 5 tahun tdk belajar dan kerjanya juga bukan FO tapi satelit.

      akhirnya sy baca dan saya tulis istilah yg saya tidak kenal dan tahu. kmd baca kedua, apa hubungan sitilah2 tsb dan kmd liat rumusnya. sy perlu lama untuk dari remember ke apply.. hanya untuk orang yg IQ tinggi maka mungkin spertinya bisa loncat dari remembering ke apply – saking pintere…

Leave a Reply to Dinoor Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*