Cara mencapai target angka (approach to achieve quantitative goals) – pada suatu program baru

March 17, 2014 by 3 Comments

Pada saat kita sebagai staff atau manager diberi target angka untuk kurun waktu tertentu, maka ada beberapa pendekatan dalam mencapai angka. Yang paling gampang adalah dengan linear prediction. Mengapa? Karena target angka tinggal dibagi dengan jangka waktunya kan…

Kalau kita belajar pada hukum alam (natural process), di mana semua manusia dan bahkan binatang, akan memerlukan waktu untuk belajar dan berlatih untuk mencapai sesuatu. Seekor bayi kucing (karena kebetulan di rumah melihat perkembangan bayi kucing yang kemudian hilang diambil orang (karena cantik?)), maka setelah lahir akan mencari puting susu induk nya dan kemudian ‘onggong-onggong’ berdiri dengan 4 kaki, kemudian dapat berjalan dan berjalan masih di sekitar ibunya, dan kemudian di radius 1 meter dan kemudian latihan gigit menggigit dengan saudara-saudarinya. Setelah itu sudah berlari-lari dan masuk kolong mobil dan naik ban mobil.

Proses di atas juga di alami manusia, hanya bedanya manusia kemudian belajar kepandaian dan juga kejiwaan. Proses di atas menunjukkan adanya tahapan, atau journey atau proses di mana proses tidak mendadak, akan tetapi  terbangun atau di bangun. Hukum alam inilah yang harusnya disadari kita semua bahwa segala sesuatu itu ada prosesnya.

Suatu proses awal, mungkin juga dikatakan sebagai persiapan, akan memerlukan waktu dan kemudian hasilnya (terutama yang kuantitative) pasti akan kecil. Jadi menurut hemat saya, kalau melakukan yang baru dengan melakukan rencana program dengan linear adalah yang paling primitive (walau kadang saya juga lakukan – karena merencanakan seperti ini adalah yang paling gampang – angka dibagi dengan jangka waktu). Pendekatan ini hanya akan cocok untuk sistim yang sudah berjalan dan hanya meneruskan.

target1

Apa pendekatan yang alamiah?

Menurut hemat saya pendekatan yang alamiah dan saya yakin ilmiah adalah menggunakan yang di awal target angkanya sedikit dan di akhir akan banyak, hal ini dikarenakan ada proses pembelajaran di awal. Proses pembelajaran ini akan mencoba melihat sistim, teknik, kompetensi apa yang akan dilakukan cukup tidak, diganti atau tidak, untuk mendapatkan speed yang diperlukan untuk mencapai target akhir. Di sini dilakukan proses yang ke sistiman, seperti di gambar ini.

target2

Kalau melihat system seperti ini, maka keluaran ini akan diperoleh berdasarkan masukkan dan proses, dan untuk menjamin hasil (dari sisi kualitas dan kuantitas), maka feedback harus dijalankan dari sisi input, apabila dari sisi input tidak dapat meningkatkan hasil, maka harus dilakukan proses feedback di sisi proses.

Dari gambar keluaran ini, maka target angka dibuat sedikit dan kemudian semakin cepat dan semakin cepat atau tingkat produktivias ditingkatkan persatuan waktunya.

Apa sih kelebihan proses ini? Lebih tertata dalam bekerja, smart, alamiah dan kemungkinan besar akan tidak membuat stress banyak orang dan melatih kita semua dapat berpikir secara sistimatis, hasil juga akan lebih terjamin dari sisi kuantitas dan kualitas. Yang penting adalah apabila disampaikan kepada umum, maka akan lebih mudah dipercaya perencanaanya dibandingkan dengan yang linear di atas. Pendekatan ini sangat bagus untuk sesuatu yang baru. Kalau yang sudah berjalan maka dapat menggunakan linear.

Bagaimana dengan istilah model marathon dan sprint?

Marathon adalah adu sampai di suatu tempat dulu-duluan, hanya jaraknya lebih dari 5 km; ada ten-K, ada 42K dst. Sedangkat sprint biasanya 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Karena dulu duluan, maka strategi perencanaannya beda dengan marathon. Pada marathon, karena jauh, maka waktunya lama, dan harus memperhitungkan kekuatan tubuh. Sedangkan sprint sudah sangat jelas akan sangat bersaing pada waktu pendek dan di awal.

Kita kembalikan dengan bagaimana kita merencanakan sesuatu.Seperti pada tulisan di atas, dengan target angka awal yang rendah dan di akhir dapat semua, maka hal ini seperti berlari marathon.

Bagaimana sprint? Gambarnya adalah sebagai berikut

target3

Pada model ini, maka langkah awal yang sangat cepat dan kemudian seperti linier.Kelebihan model ini adalah di awal biasanya akan mudah dilakukan publikasi akan keberhasilan, akan tetapi biasanya akan diikuti dengan cuci piring atau pembenahan. Secara umum bila menghadapi sesuatu yang baru, maka model sprint ini akan membuat orang lain mengernyitkan dahi, apakah persiapan sudah dilakukan secara diam-diam?

Bagaimana sebaiknya?

Hukum alam sangat akan terjadi karena ya memang sifat alam, saya jadi teringat saat istri saya ikut kursus di buck county college di Newtown, PA, maka ada pelajaran bisnis plan dan saya merasa sudah pengalaman dan pintar berdiskusi dengan istri saya, yang membuat saya terhenyak adalah kata dosen nya, kalau bisplan baru dan langsung untung maka perlu di lihat lebih dalam mengapa. Karena rumus umumnya adalah akan ada tahun pertama kedua atau ketiga, akan minus cash flownya sehingga perlu modal.

Kembali ke model mana yang baik linear, sprint atau marathon? Jawabannya adalah di phase mana kita berada, kalau masa awal yang penuh learning dan melakukan perencanaan seperti sprint maka dapat dipastikan akan babak belur dan kemungkinan besar akan tidak memperoleh hasil yang maksimum atau optimum, akan tetapi akan banyak re-work yang akan dilakukan. Kalau dilakukan dengan linear di phase ini juga tidak logic dan alamiah. Di fase awal maka yang digunakan adalah fase model marathon yang perlu masa learning. Kemudian pada saat mulai menguasai digunakanlah model linear dan pada saat mature akan model seperti marathon… secara visual adalah seperti kurva S sebagai berikut.

target4

Kalau kita melihat seseorang, organisasi atau apapun dan fase dan strategi perencanaan pencapaian angka tidak seperti di atas, maka perlu dipertanyakan profesionalitasnya.

Yang mungkin terjadi adalah percepatan, tetapi proses S curve dengan model seperti diatas harus terjadi. Pada saat proses percepatan maka akan ada focus resources yang luar biasa, dan ini memerlukan kemampuan manajerial dan eksekusi, atau bisa dilakukan dengan beli, walaupun beli, hanya bisa dilakukan pada saat si pemilik sudah mempunyai definisi kebutuhannya.

 

Ada masukkan?

3 Replies to “Cara mencapai target angka (approach to achieve quantitative goals) – pada suatu program baru”

  1. Kenapa dibilang rencana program dengan linear adalah yang paling primitive?

    1. tonda says:

      terima kasih atas pertanyaannya, untuk hal ini, saya lupa rujukannya, tapi saya pernah baca buku tsb adalah linear (lurus) itu primitive. secara logika, mnrt sy, liner ini adalah yg sederhana, misal dari 1, 2, 4 dst,,,, atau dari A, B, C, dst…. kalau di matematikan kadang sudah terpengaruh oleh banyak hal, maka 1, 3, 5, 7, 9 — akan bisa jadi ada rumus ganjil, atau bilangan prima, artinya sdah ada pengaruh parameter lain. Kmd, kalau anda pakai xls, maka liner prediction adalah salah satu alternatif dalam perkiraan. malah, kalau boleh, anda yg di univ pasti banyak rujukan buku maupun dosen, mungkin anda bisa berbagi disini mas.. nuhun

  2. apakah ada pembaharuan atas ilmu di atas?

Leave a Reply to tonda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*