Visioner bisa dilatih

May 12, 2013 by 2 Comments

Judul ini terlihat tidak ada hubungannya dengan cara berpikir berbeda, tapi bila kembali ke definisi beda, maka akan dapat dilihat ada benang merahnya. Beda menurut kamusbahasaindonesia.org adalah kata benda yang artinya sesuatu yg menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yg satu dan benda yg lain; ketidaksamaan. Berpikir Beda ini dapat diartikan berbeda dengan lingkungannya pada saat tertentu dengan kondisi tertentu. Orang berpikir visioner bisa dianggap aneh dan bahkan akan dianggap kayak paranormal saja.

 

Padahal bisa dikatakan tidak aneh dan bukan paranormal, karena bisa diterangkan secara ilmiah. Orang kelihatannya beda, karena orang tersebut mungkin sudah berpikir 3 atau bahkan seratus langkah kedepan atau berpikir yang tidak dipikirkan oleh orang itu pada saat itu. Sehingga apa yang dikatakan orang tersebut beda dan mungkin bisa dianggap visioner.

 

Apa itu visioner? Menurut kamusbahasaindonesia.org adalah orang yg memiliki khayalan atau wawasan ke depan. Orang yang seperti ini dianggap beda? Bagaimana menurut anda?

 

Sebelum bicara lebih jauh, saya teringat tahun akhir 80an, pada saat sering diajak saudara bermain catur dan dia tidak menggunakan menteri dan benteng dan ybs tetep menang atau saya kalah. Katanya, pemain catur yang beberapa kali menang di suatu pertandingan biasanya sudah melihat 2 – 3 atau mungkin lebih langkah kedepan dengan beberapa alternatifnya.

Terus terang, catur yang buahnya hanya 16 buah atau dengan lawan menjadi 32. Sedikit kan? Tetapi kenapa sulit? Tetapi bila kita menggunakan teori kemungkinan, baru kita tahu bahwa dengan 16 buah catur maka kombinasi langkah dapat menghasilkan kemungkinan lebih dari 65 ribu kemungkinanlangkah.

Bila kemudian digabungkan dengan langkah-langkah yang untuk antisipasi langkah, maka julah kemungkinkan akan semakin banyak.

Apa hubungannya dengan visioner? Mari kita lihat teori sebab akibat.

Teori sebab akibat

Saya coba baca di internet ternyata sederhana teorinya, teorinya hanya, setiap kejadian di dunia ada penyebabnya. Jadi apapun yang sekarang terjadi ada penyebabnya, termasuk kenapa saya menulis ini.

Sebagai contoh, sering kita mendengar pernyataan bahwa banjir di Jakarta disebabkan curahan hujan yang tinggi di Bogor sehingga ada kiriman air dari Bogor yang menyebabkan banjir.

Apakah sesederhana ini? Mari kita bayangkan, bahwa Bogor dan Puncak adalah daerah resapan air, dan mata air dari sungai Ciliwung dan bila hujan di daerah itu sangat tinggi air mestinya masuk ke tanah dan tidak mengalir begitu saja ke sungai. Akan tetapi, ternyata daerah resapan air ini telah menjadi rumah dan lain sebagainya. Yang terjadi kemudian adalah air mengalir saja dan tidak meresap ke tanah dan terus sampai di Jakarta.

Kalau begitu, bolehkah kita menyalahkan rumah-rumah tersebut, tetapi akan muncul pertanyaan kenapa di bangun, dan kemudian akan memunculkan pertanyaan, kenapa diijinkan ya, bila terjawab akan muncul lagi pertanyaan, kenapa orang ingin membangun di Bogor dan khususnya puncak.

Sering kita menyederhanakan dengan menyederhanakan satu mata rantai, yaitu Jakarta banjir karena hujan dan kiriman dari Bogor, dan tidak berpikir kenapa, kenapa, kenapa, kenapa?

Saya coba ambil contoh kejadian (pernah saya lihat dan direka menjadi cerita) yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan, kita mau bepergian dari rumah, mau naik angkot, sepeda, sepeda motor atau taxi atau bahkan jalan. Kita asumsikan naik angkot. Pada saat mau ke jalan naik angkot, ternyata tidak ada uang kecil, dibawalah uang Rp. 50.000, sedangkan ongkos angkot Rp. 2000. Pada saat turun, ybs mengeluarkan uang, dan sang sopir angkot mengatakan punya uang kecil, dan dijawab penumpang tidak ada. Setelah beberapa saat, sang sopir mengatakan maaf pak saya tidak punya uang kembalian, dan akhirnya penumpang tersebut gratis.

Kesimpulannya adalah apa yang kita lakukan, apapun itu akan mempunyai dampak yang lainnya, kita memilih A, maka aka nada dampaknya, misalnya B. Pada saat di B kita akan melakukan sesuatu, maka akan keluar mungkin C dan seterusnya.

Hukum serial sebab akibat.

Saya gunakan kata serial karena sebab akan mengakibatkan akibat, akibat berikutnya dilaksanakan maka akan menjadi penyebab akibat berikutnya. Asumsikan ada pernyataan makan siang yang kebanyakan bisa membuat hutang. Pernyataan ini sangat aneh bukan? Ternyata tidak, bila kejadiannya adalah pada suatu event pada seseorang yang bekerjaanya sesuai dengan order, misalnya pekerja panggilan.

Saya coba membuat skenarion pernyataan tersebut dan dapat dilihat matrik dibawah dimana akibat suatu penyebab menjadi penyebab berikutnya.

 

Setuju bahwa visoner dapat dilatih dan apa komentar anda ditunggu?

Hukum sebab akibat complex (akan diteruskan)

 

2 Replies to “Visioner bisa dilatih”

  1. Herlambang says:

    Bpk,mohon bertanya, apakah visioner ini ada hubungannya dengan kecerdasan seseorang? Sehingga orang yang (maaf) kurang cerdas pun dapat dilatih untuk menjadi visioner? Dan apakah berarti juga orang yang sangat cerdas, tanpa dilatih pun otomatis punya kemampuan visioner (contohnya Albert Einstein)? Saya siap mengosongkan gelas saya.

    1. tonda says:

      maaf baru balas,,,, saya punya keyakinan bahwa visioner ada di setiap orang tidak tergantung pada cerdas atau tidak. Visioner ini menurut saya bisa dilatif. Ayo sekarang kita bayangkan 10 tahun kedepan, bentunya proses pembelajaran seperti apa, dengan adanya internet, guru, dan kemacetan yang ada saat ini, akan tetapi sdh mulai ada drone bisa membawa orang lain dengan cepat. setelah terbayang, ayo kita bayangkan kita menjadi salah satu bagian masa depan tersebut, apakah kita akan menonton, menjadi obyek (dan ini mungkin krn kita mempunyai anak dan cucu yang butuh pendidikan) atau menjadi subject. Seandainya kita menjadi subyek kita mau apa? dan kmd apa yang perlu kita siapkan sekarang..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*