Posisi Nol di pikiran (mindset)

November 20, 2013 by 2 Comments

Pada tulisan sebelumnya, saya menulis bahwa untuk dapat mengembangkan pikiran kita, mindset dan ada istilah juga growing mindset, adalah dengan mengosongkan gelas kita sehingga kita siap menerima yang baru.

Di dalam buku growing mindset disebutkan juga dalam mengembangkan inteligensia, maka menerima tantangan adalah salah satu cara. sedangkan menurut Rhenal Kasali, dengan bukunya meylin, maka dengan berlatih secara fisik kita akan mempunyai memori otot. Dengan bahasa saya yg sederhana, maka dengan dua kegiatan ini, maka akan meringankan pekerjaan memori kita yang dipakai untuk berpikir.

Ternyata ketiga hal diatas, masih dalam konteks lead self and how to make ourself becoming more powerfull, pinter, dan smart (sehingga hemat energi fisik dan pikiran serta hati). Hari minggu kemarin, tanggal 17 November 2013, saya ikut istri untuk memijat kaki dan tangan yang saya rasakan cedera otot karena pernah badminton tanpa pemanasan sehingga sering sakit.

Pada saat diskusi dengan tukang pijit (saya yakin dia istimewa karena dia guru silat) dan bliau memeriksa betis kanan dan kiri saya dan akhirnya beliau menyimpulkan adanya ketidak selarasan antara energi fisik dan energi rasio+keinginan. Kondisi ini yang menyebabkan ketidak stabilan di fisik, dan titik terlemah fisik saya saat ini adalah kaki dan tangan yang pernah cedera otot, sehingga ketidak seimbangan ini mengakibatkan sering merasakan sakit.

Yang sangat mernarik adalah nasehat beliau untuk menstabilkan kondisi ini, yaitu pikiran kita harus mencoba selalu diposisi NOL , dalam hal keinginan dan pandangan tentang yang ada disekitar. Dengan kondisi ini, antara fisik, rasio dan hati akan balance atau seimbang. Dengan keseimbangan ini, maka tidak akan terjadi suuzon, curiga, wajah dan komentar yang selalu curiga, terlalu gembira dlsb.

Bagaimana kalau menemukan yang beda dengan pikiran kita, dan kemudian apakah kita akan dan boleh terbawa untuk menilai yang bersangkutan atau lingkungan? Boleh bila dilakukan sesaat dan tidak boleh dimasukkan ke hati dan kemudian kembali lah ke posisi NOL.

Itu pelajaran minggu ini, dan bahasa sederhana saya, percayalah sudah ada yang mengatur di dunia ini, dan lakukan yang terbaik dan terus usaha, doa, dengan niat baik, insya Allah yang terbaik menurut Allah SWT yang akan datang.

Bandung 21-11-13

2 Replies to “Posisi Nol di pikiran (mindset)”

  1. Rini Lestari Utami says:

    Pak Tonda…
    saya setuju dengan saran tukang pijit yang menyatakan bahwa untuk menstabilkan kondisi untuk berada di posisi nol. Artinya kita membebaskan diri dari mindset yang kita miliki. yang membuat kita tidak seimbang dalam diri kita karena ada ketidak sinkronan antara pendapat orang lain atau sikap diluar diri kita dengan apa yang kita pikirkan. Tidak mudah memang untuk masuk dalam kondisi nol. Mengapa tidak mudah?…karena itu berarti kita memposisikan diri pada kondisi siap mendengarkan, menerima pendapat apapun, tidak mengomentari maupun mengkritisi….
    Kondisi yang jauh lebih nyaman lagi bila kita mampu berfikir positif…selalu melihat orang lain dari sisi positif, saya yakin hati dan jiwa kita jauh lebih nyaman. Insya Allah..

    1. tonda says:

      bu Rini, ternyata ini ada di belajar couching,, dimana kita harus netral. dan mmg tidak mudah.. makasih telah mampir

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*