Mengosongkan Gelas kita (passion to learn)

May 4, 2013 by 4 Comments

Manusia diciptakan dengan kelebihan masing-masing, dan yang sempurna adalah selalu hanya Allah SWT sehingga manusia adalah mempunyai kekurangan.

Di tahun 2012 akhir saya mengikuti workshop yang mengundang Bpk Komarudin Hidayat, dimana di akhir presentasi sebelum tanya jawab beliau mengatakan (kurang lebih) “mohon maaf bila ada salah”. Pernyataan ini sangat membangkitkan pertanyaan saya, karena dalam bidang keilmuan maka kalau salah ya salah, dan kalau kita melihat perseteruan yang sampai di pengadilan yang salah akan tetap terkena hukuman. Pemikiran saya adalah kalau salah selalu dimaafkan makan yang tidak adalah tidak akan ada kemajuan karena tidak terjadi pembelajaran untuk perbaikan.

Akhirnya saya memberanikan diri bertanya yang isinya kurang lebih, “apakah dg minta maaf itu kesalahan apa yang disampaikan akan dimaafkan?” Kalau iya maka akan dengan mudah banyak orang mengatakan maaf setelah melakukan kesalahan.

Jawaban pak profesor ini sungguh sangat ilmiah dan religius sekaligus bahwa yang dimintai maaf adalah caranya karena kalau kesalahan antar manusia hanya akan dimaafkan dan ini terjadi kalau cara menyampaikan menyinggung pendengar, sehingga secara nilai islam, kesalahan tersebut akan dimaafkan dan hapus bila yang tersinggung memaafkan. Menariknya, kemudian beliau mengatakan bahwa kalau konten salah, ya, harus mengakui kesalahannya dan kemudian kesalahan tersebut diperbaiki.

Hal kedua yang saya tertarik adalah saat nonton film 2012 (kiamat yang ada seperti kapal Nabi Nuh), yaitu saat seorang bhiksu dengan muridnya yang meminta kebijakan gurunya untuk menolong adiknya sehingga dapat ikut kapal besar dan selamat dari kiamat. Perbincangan singkat dan hangat, sang murid banyak memberikan alasan dan persepsi, yang akhirnya sang guru kemudian menuang air teh dari teko ke cangkir sampai dengan tumpah dan terus dilakukan. Si murid mengatakan jangan diteruskan dan karena tumpah. Sang guru akhirnya mengatakan, ini seperti pikiran kamu yang penuh dengan spekulasi sehingga tidak bisa menerima ‘kebijakan’ atau wisdom.

Saya juga teringat waktu saya masih muda yang suka baca komik silat dan teringat dengan ilmu kapas, dimana jagoan tersebut sangat tidak mudah kalah, karena kalau dipikul seolah tidak sakit dan juga bisa menghindar karena ringan. Dari sisa ingatan yang msih ada dan kejadian diatas, maka Ilmu kapas ini pengertiannya terhadap ilmu kapas saya sesuaikan. Kapas, kalau dipakai di air dapat menyerap air, asumsikan air itu ilmu dan kapas itu adalah otak dan memori kita, maka ilmu tersebut kita serap. Atau dengan kata lain, pada saat dibutuhkan kapas dapat menyimpan air dan saat diperas dan airnya dibutuhkan maka kapas tsb jadi kering dan tentu kapas tersebut kosong dan siap untuk menerima air yang baru. Asumsikan air yang baru adalah ilmu yang baru.

Kemudian, yang sering saya lakukan pada saat pembukaan pelatihan dimana biasanya ada satu gelas air mineral dan ada gelas kosong, maka saya akan bertanya apakah air di botol ini bisa masuk semua ke gelas? Jawabannya selalu ada yang mengatakan tidak dan ada yang mengatakan bisa dengan jumlah kurang lebih sama, tetapi sebagian besar diam saja (mungkin ini adalah natural statistik, dimana terbaik 15%, status quo 70% dan terjelek 15%). Biasanya akan ada yang jawab bisa pak, air masuk gelas dan kemudian diminum kemudian diisi lagi. Dan yang 70% akan terlihat wajahnya cerah.

Akhirnya saya bercerita gelas ini seperti pikiran, otak, hati kita, bahwa kalau kita merasa penuh maka kita tidak pernah mendapatkan sesuatu.

Jadi jadilah pikiran, hati kita, otak kita untuk menerima hal hal yang baru dengan selalu berpikiran positif dan mengosongkan, dan bila menghadapi sesuatu akan selalu bertanya: apa yang baru nih? Apa yang saya dapat hari ini?

Bila akan mengikuti sesuatu, maka pemikirannya adalah; wah asik saya akan dapat hal baru hari ini, teman baru, ide baru dst.

kota hujan, 4 Mei 2013

4 Replies to “Mengosongkan Gelas kita (passion to learn)”

    1. tonda says:

      thanks

  1. ADELIA says:

    Manusia diciptakan dengan kelebihan masing-masing, dan yang sempurna adalah selalu hanya Allah SWT sehingga manusia adalah mempunyai kekurangan.

    1. tonda says:

      betul mbak,,, ini yg selalu saya sampaikan dan terutama mengingat diri sendiri sehingga mungkin ada orang yg lebih baik dari kita….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*