3 pilar (hidup) kita

February 27, 2014 by 2 Comments

Setelah mempertimbangkan kata maksimum dan optimum, dan juga seimbang. Maka saya secara pribadi pernah mengalami pengalaman yang luar biasa (menurut saya) di tahun awal 2000an, dimana sesuai dengan tempat saya kerja, selalu ada assessment ke pegawainya yang dilakukan 2 hari, dengan melakukan role plan, simulasi individu dan kemudian beberapa kali diskusi dengan psikolog.

Suatu saat, setelah simulasi dimana saya diminta seolah-olah menjadi manager dan harus memberikan disposisi dan melakukan beberapa aktivitas ‘on desk’ sebagai manager, dan setelah dievaluasi oleh si psikolog, maka saya dikomentari bahwa saya belum maksimum.

Kata maksimum ini, membuat saya agak panic dan akhirnya saya melakukan hal-hal yang terlihat maksimum. Dengan dikatakan spt itu, maka semua yang saya kerjakan sesuai dengan waktu; misalnya waktu mengerjakan 1 jam, ya,,, saya berada di ruangan tsb 1 jam walaupun saya selesai mengerjakan. Yang saya kuatirkan pada saat itu adalah perusahaan akan memaksimalkan saya, dan kalau saya harus mengerjakan sesuatu secara maksimum maka saya kuatir waktu untuk anak saya berkurang dan pertimbangan lainnya.

Mungkin, kalau jaman perjuangan atau dalam menghadapi kondisi tertentu yang sangat sangat penting bagi kepentingan yang lebih besar dan saya meyakini itu, maka saya akan lakukan dengan senang hati.

Setelah kejadian itu, maka saya menjadi teringat banyak diskusi dengan masinis kereta, sopir angkot dan juga banyak mendengarkan ceramah para ilmuwan pada saat mahasiwa dan pada saat taraweh (terutama) dan menonton teater – pada jaman masih muda.

Saya juga teringat buku apa itu manusia (judul ,,,, yang saya beli tahun,,,,,,).

Dari pengalaman hidup diatas maka selama ini saya meyakini bahwa manusia secara individu diabatasi oleh raga (badan – dimana badan kita mempunyai kemampuan maksimum; misalnya kalau tidak tidur dalam sekian hari maka akan sakit – demikian juga kalau terlalu sering melanggar minimal tidur dalam sehari juga dapat sakit). Memang kemampuan ini dapat dimaksimalkan akan tetapi secara hokum alam akan nada batasnya. (kisah atlet ,,,,,,,,)

Batasan kedua adalah akal – yaitu kemampuan berpikir – kalau bahasa sederhananya adalah intelegensia. Seperti halnya kemampuan menghitung lembaran angka banyak dan disuruh hitung angka atas dan bawahnya dan tulis satuannya (test psikotest) Contoh 9 6 maka tulis 5. Atau kemampuan ini terlihat kalau kita ikut test GRE, GMAT atau TPA. Kemampuan ini juga sama terbatas, dan setiap orang berbeda-beda. Gambar-gambar soal.

Batasan ketiga adalah jiwa, ruh atau hati kita, sebagai contoh adalah pada saat tertentu, kita merasa capai. Capai ini dapat terlihat dengan adanya bosan dan semangat yang luar biasa, terlihat tidak capai secara fisik karena secara mental memang masih semangat. Contoh yang nyata adalah bila membaca sejarah Jendral Sudirman – yang walau sakit masih terus berjuang.

Kita sebagai pribadi akan selalu mempertimbangkan hal diatas, akan tetapi karena kita sebagai manusia social, maka dijamin pertimbangan diatas akan sangat-sangat kurang karena akan ada pembatasan lainnya; kondisi keluarga (anak, istri, orang tua), kondisi alam (hujan, panas, longsor), kondisi ekonomi lingkungan (kurs dollar, perang ekonomi).

Dengan ha diatas, maka kehidupan kita tidak hanya sebagai fungsi dari raga, jiwa dan akal akan tetapi juga fungsi sekitarnya. Kalau dibuat rumus adalah sebagai berikut

Hidup = f(jiwa, akal dan raga)

akan tetapi juga secara luas

Hidup = f(jiwa, akal dan raga, keluarga inti, keluarga lebih luas, tetangan, lingkungan alam, politik) Jadi apa kita bisa maksimum? menurut hemat saya kita hanya bisa optimum (karena sudah memperhatikan context), mungkin maksimum di satu sisi dengan mengorbankan sisi yang lain.

Hukum Alam (life Cycle)

Semua kehidupan alam, akan selalu melalui lifecycle, dan lahir, besar sendiri, menikah, punya anak, dan tua dan mungkin akan hidup sendiri (suami/istri meninggal) dan kemudian meninggal, dan kehidupan akan diteruskan keturunannya. Kita lihat kehidupan manusia, pada saat bayi sering sakit dan begitu dewasa maka sehat selalu tetapi begitu manula akan sering sakit lagi. Mobil baru, sangat bagus, jarang gangguan, setelah umur 2-3 tahun, ban minta ganti dan bunyi-bunyi mulai ada dan begitu umur mobil 5 tahun sudah mulai ada yang bunyi-bunyi. Apa kesimpulannya? Semua ada umurnya… Umur ini tentu berbeda beda; kalau pohon di California dan di China bisa ratusan tahun.

 

Manusia menurut Al Ghazali

Pengertian saya diatas yang merupakan perjalanan kehidupan dengan membaca, mendengar, melihat dan merasakan, dan dengan pengalaman hidup dan pernah menjadi teknisi satelit membuat saya menyadari bahwa dunia ini secara prinsip sama. Yang membedakan adalah karekterisktik masing-masing dan lingkungannya itu sendiri. Mungkin hal yang sama dengan lingkungan yang berbeda akan memeplihatkan seperti yang berbeda sama sekali, walau kalau diperdalam ternyata sama. Pendekatan inilah yang kemudian saya banyak belajar bahwa perbedaan itu indah dan bersinergi itu membahagiakan.

Kembali ke spiritual

Kembali ke kehidupan, dengan banyak belajar dan tantang hal diatas, dan setelah sering naik travel, maka sering baca tulisan di internet dan saya sangat terkesima dengan tulisan Al Ghazali dimana ada saduran di internet yang menyatakan bahwa dalam Mi’raj al salikin, Al Ghazali menggambarkan manusia terdiri dari al nafs, al ruh dan al jism.

Al nafs adalah substansi yang berdiri sendiri dan tidak bertempat yaitu membuat manusia mampu berpikir dan mewujudkan apa yang dipikirkan (nathiq) baik dalam bentuk perkataan hngga perbuatan.

Al ruh adalah panas alami (yang mengalir pada pembuluh pembuluh, otot otot dan syaraf)

Al jism adalah yang tersusun dari unsur-unsur materi. Al jism (tubuh) adalah bagian yang paling tidak sempurna pada manusia sehingga bersifat tidak kekal.

Membaca definisi akal dan seterusnya di buku Al Ghazali menjadi tidak mudah untuk menggabungkan atau menyamakan pengertian saya dengan yang disampaikan Al Ghazali, Ada masukkan dan bisa bantu?

 

 

2 Replies to “3 pilar (hidup) kita”

  1. apakah 3 pikar hidup manusia ?

    1. tonda says:

      maaf, sy blm paham pertanyaan anda.. tapi sy pernah mengalami shg sy menulis 3 pilar tsb… bisa lbh detil yang ingin didiskusikan?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*