Mengapa kadang orang tidak kompeten berpikir bahwa kompetensi mereka lebih baik?
Istilah populer lainnya adalah “pemula terlalu percaya diri”, atau ada orang yang jelas jelas salah tapi masih ngeyel merasa benar. Kondisi psikologis ini ternyata sangat umum dan bisa menghinggapi semua orang dan dikenal sebagai Dunning Kruger Effect. effect ini dapat menghinggapi semua orang karena kita tidak mungkin menjadi ahli di semua bidang dan selalu ada orang yang lebih ahli di bidang tertentu.
Istilah ini dikenalkan ke saya oleh mas Gandung pada saat sy menulis tentang 4 tahapan pembelajaran http://selfmotivator.web.id/2019/tahapan-proses-pembelajaran-4-stages-of-learning.html. Setelah saya coba pahami ternyata tahap tidak sadar tidak kompeten itu mirip dengan istilah diatas.
Efek ini diperkenalkan ke publik oleh pak Dunning dan pak Kruger di tahun 1999 yang menerangkan hipotesanya berdasarkan fenomena psikologi dari ilusi seperioritas (psychological phenomenon of illusory superiority) sebagai bias kognitif (cognitive bias). Bias ini terjadi pada orang dengan kompetensi rendah dan tidak mampu menganalisa kelemahan yang bersangkutan karena kekurangan metacognition dan membesar-besarkan (overestimation) kemampuan dirinya sendiri.
Metacognition dalam hal ini adalah berpikir dan meng-judge pikiran kita sendiri. Atau dengan pemahaman lain, metacognition adalah proses pemahaman diatas sikap mental atau proses mendapatkan pengetahuan dan memahami melalui berpikir, pengalaman dan perasaan-perasaan (senses).
Secara gambar diperlihatkan oleh https://neilkakkar.com/dunning-kruger.html
Diawali dengan merasa tahu semuanya dan merasa sangat percaya diri dalam menjual dirinya sendiri serta ide-idenya. Dengan peningkatan kompetensinya maka akan terjadi kesadaran yang pada saatnya; yang bersangkutan akan percaya diri akan tetapi dengan tambahan pernyataan yang tidak menggampangkan.
Apa penyebab mengalami Dunning-Kruger Effect? Ada 2 masalah yang ditemuin
- Kurangnya self awareness (mawas diri) atas proses proses berpikir (kurang mawas diri) yang membuat orang tidak akan bisa mengevaluasi kompetensi atau tidaknya yang bersangkutan. Atau dengan kata lain juga, adanya ego. Tentu, setiap orang tidak ingin berpikir bahwa ia adalah orang yang tidak memiliki kemampuan. Hal ini membuat orang meningkatkan penilaian terhadap dirinya dan mengabaikan (ignorance) kelemahan diri.
- Kedua, kompetensi yang terbatas (baca: tidak kompeten) membuat mereka tidak menyadari kekeliruan tersebut. Akibatnya, mereka tidak berinisiatif mengecek ulang kebenaran atas opininya sendiri atau informasi yang mereka terima. ” People are not only incompetent; their incompetence robs them of the mental ability to realize just how inept (having or showing no skill; clumsy.) they are.
Adapun ciri-ciri terkena DKE adalah
- Menaikkan kompetensi dirinya sendiri melebihi dari komptensi sebenarnya.
- Gagal mengenal kompetensi dan pengalaman orang lain.
- Gagal menyadari kesalahan sediri dan kompetensinya yang rendah.
Di dalam dunia nyata, kenyataannya adalah setiap orang rentan terhadap situasi ini. Seseorang yang benar-benar ahli di satu bidang, mungkin akan secara tidak sengaja melakukan kesalahan tentang kepintaran dan pengetahuannya di bidang lain. Misalnya; seorang peneliti, mungkin kurang ahli dalam hal menulis.
Bagaimana agar kita tidak mengalami atau mengurangi resiko DKE?
- Terus belajar dan berlatih. Daripada menganggap anda tahu semua dan gali lagi lebih dalam dan biasanya setelah belajar semakin banyak, maka akan terasakan masih banyak yang harus dipelajari.
- Tanya orang lain, minta masukkan atau kritik membangun. Memang kadang susah untuk mendengarkan masukkan atau kritik, tapi masukkan krtitik dapat menjadi insight/hikmah yang sangat berharga dari mengetahui bagaimana orang lain melihat kemampuan kita.
- Tanyakan ke diri sendiri; apa sih yang kamu tahu? Terus tantang diri kita sendiri keep challenging your beliefs and expectations. Seek out information that challenges your ideas.
Akhir kata, DK Efek ini bisa dialami semua orang yang artinya tidak semua orang mengalami, dan hal ini tidak terkait dengan kebodohan orang. Tapi, usahakan kita tidak dengan menjalankan ketiga hal diatas selalu.
Rujukan:
https://neilkakkar.com/dunning-kruger.html
https://www.businesstimes.com.sg/brunch/not-so-blissful-ignorance-the-dunning-kruger-effect-at-work
https://www.verywellmind.com/an-overview-of-the-dunning-kruger-effect-4160740